Be aware of Steven Johnson Syndrome!
Written by
Annisa S. Pinaremas, SST
I wish this article can
help to add our knowledge. Well before we read any further, I'll tell you a
story. Tepat tiga tahun yang lalu ada sebuah berita mengejutkan yaitu seorang
mahasiswi fakultas hukum universitas swasta di Jakarta tiba-tiba meninggal
karena penyakit kulit yang dideritanya yaitu sekujur tubuhnya melepuh. Dan
berita itu telah dilupakan oleh hampir semua orang. Namun baru-baru ini tersiar
kembali berita adanya penyakit kulit yang datang tiba-tiba itu. Berita paling
terakhir yang tersebar berasal dari Kelurahan Tunjung, Bangkalan, Madura, Jawa
Timur. Seorang anak berusia 17 tahun, setahun yang lalu mengeluh merasa
gatal-gatal di sekujur tubuhnya, terutama muka dan dadanya. Dan lama-kelamaan
kulitnya berubah menjadi bintik-bintik putih mirip seperti sisik ikan.
In the research that
has been done, para ahli menyimpulkan bahwa dua orang di atas mengidap Steven
Johnson Syndrome. Menurut Webster's
New World Medical Dictionary, Steven Johnson Syndrome atau
singkatnya SJS didefinisikan sebagai reaksi alergi sistemik (sistemik:
menyerang keseluruhan tubuh) dengan karakteristik berupa rash atau kemerahan
yang mengenai kulit dan selaput lendir, termasuk selaput lendir mulut. Penyakit
ini disebabkan oleh reaksi hipersensitif (alergi) terhadap obat atau virus
tertentu.
SJS termasuk salah satu
penyakit kulit yang bisa menyebabkan kematian. Karena yang diserang adalah
selaput lendir, SJS bisa menyebabkan komplikasi berupa radang kornea
(keratitis), menyerang bagian dalam bola mata (uveitis) bahkan sampai berakibat
kebutaan. SJS juga bisa menimbulkan hepatitis (radang hati), nephritis (radang
ginjal), perdarahan saluran cerna, arthritis (radang sendi), dan pneumonia. Cara
mengetahui bahwa seseorang terkena SJS adalah dengan mengetahui ciri utamanya.
Ciri utama dari SJS adalah rash atau kemerahan kulit ini. Kemerahan ini akan
timbul dalam bentuk dan ukuran yang beragam. Tempatnya bisa diseluruh tubuh.
Dari wajah sampai genital. Bagian kemerahan ini kemudian akan pecah sehingga
kulit bagian dalam terlihat. Ini akan menimbulkan rasa sakit dan gatal pada
penderitanya.
Stevens-Johnson
Syndrome is a serious, potentially life-threatening skin disease. So we have to
know the cause of SJS. Obat yang mungkin dapat menimbulkan SJS berdasar
penelitian yang telah dilakukan adalah beberapa golongan antibiotik
tertentu seperti Penisilin (termasuk golongannya adalah amoksisilin,
ampisilin), lalu ada juga laporan reaksi SJS setelah pemakaian antibiotik
golongan sulfa, dan penenang golongan barbiturat (seperti fenobarbital).
For you who a health
professionals, Steven Johnson Syndrome mungkin bukanlah barang yang baru
lagi. Namun bagi masyarakat luas tentunya tak banyak yang mengetahui begitu
berbahanya apabila kita tidak berhati-hati ketika mengkonsumsi obat-obatan.
Apalagi untuk masyarakat yang sering mengkonsumsi obat secara bebas tanpa ada
pengawasan dari dokter atau yang berwenang, tentunya sekarang harus berpikir
lebih panjang lagi supaya tidak sampai terserang Steven Johnson Syndrome atau
SJS. So bagi kita para tenaga kesehatan jangan pernah luput dari kita untuk
melakukan skin test kepada pasien sebelum menginjeksikan antibiotic
jenis apa saja, because skin tests are rapid, simple, and relatively safe. They
can be very helpful in specifically identifying causes of allergies.